Jangan melupakan sejarah. Partai
Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia. PKI adalah partai
komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan Tiongkok sebelum
akhirnya PKI dihancurkan pada tahun 1965 dan dinyatakan sebagai partai
terlarang pada tahun berikutnya.
![]() |
Simbol PKI dalam pemilu |
Komunis merupakan ideologi yang
diusung oleh PKI. Apakah ideologi itu? Ideologi
adalah cita-cita dan pandangan-pandangan yang menyatakan kepentingan-kepentingan
suatu klas.
Di dalam masyarakat modern,
masyarakat kapitalis, pada pokoknya terdapat dua klas. Klas kapitalis, yaitu
mereka yang memiliki alat-alat produksi, yang tidak bekerja dan hidup dari
menghisap kerja kaum buruh. Klas buruh, yaitu mereka yang tidak memiliki
alat-alat produksi, bekerja keras pada kapitalis, tetapi tidak mendapat hasil
yang cukup untuk hidup yang layak.
Bagaimana ideologi klas
kapitalis?
Klas kapitalis hidup dari
menghisap kerja kaum buruh. Adanya klas kapitalis karena adanya klas buruh yang
dihisap. Untuk mendapat laba yang lebih banyak, kapitalis yang satu harus
bersaing melawan kapitalis-kapitalis lainnya. Dalam persaingan ini banyak
kapitalis-kapitalis kecil jatuh bangkrut.
Dengan menghisap kerja kaum
buruh, dan dengan bersaing, di dalam klasnya sendiri, itulah yang merupakan
syarat-syarat pokok bagi perkembangan kapitalisme. Oleh karena itu kebahagiaan
kapitalis didasarkan atas penderitaan dari berjuta-juta massa Rakyat pekerja.
Jadi kepentingan kapitalis ialah
menghisap klas buruh, dan membangkrutkan kapitalis-kapitalis lainnya. Semuanya
ini ditujukan untuk mempertahankan sistim penghisapan. Oleh karena itu, semua
cita-cita dan pandangan-pandangan yang ditujukan untuk mewujudkan kepentingan
mengeduk laba sebanyak-banyaknya, kepentingan untuk mempertahankan sistim
penghisapan, adalah merupakan ideologi daripada klas kapitalis.
Bagaimana ideologi klas buruh?
Klas buruh tidak memiliki
alat-alat produksi. Klas buruh bekerja di dalam pabrik-pabrik, bekerjasama dan
mengadakan pembagian pekerjaan dengan mempunyai tanggungjawab perseorangan
menurut pembagian pekerjaan masing-masing, dan menjalankan produksi secara
kolektif. Dalam produksi yang maju di pabrik-pabrik, terpeliharalah kebiasaan
kaum buruh untuk bersatu, untuk saling membantu, berorganisasi dan berdisiplin.
Untuk perkembangan diri klas
buruh sendiri, klas buruh harus bersatu dengan massa Rakyat pekerja lainnya.
Hanya dengan persatuan di kalangan klas buruh dan massa Rakyat pekerja lainnya
itulah, klas buruh dapat membebaskan dirinya dan selanjutnya membebaskan
seluruh massa Rakyat pekerja dari penghisapan kapitalisme.
Klas buruh menaruh perhatian pada
perjuangan-perjuangan untuk pembebasan Rakyat pekerja sedunia, pada
kemenangan-kemenangan dan kekalahan-kekalahannya. Mereka mengerti, bahwa setiap
kemenangan atau kekalahan Rakyat pekerja dimana saja adalah berarti kemenangan
atau kekalahan mereka sendiri.
Jadi kepentingan klas buruh ialah
pembebasan semua Rakyat pekerja dari kapitalisme. Semua cita-cita dan
pandangan-pandangan yang diwujudkan dalam perbuatan untuk mencapai kepentingan
klas buruh merupakan ideologi klas buruh.
Partai Komunis adalah Partainya klas buruh. Karena itu ideologi Partai Komunis adalah ideologi klas
buruh. Setiap anggota Partai Komunis harus memiliki ideologi klas buruh ini.
Cikal Bakal Partai Komunis
Indonesia
Seorang sosialis Belanda Henk
Sneevliet dan Sosialis Hindia lain membentuk tenaga kerja di pelabuhan pada
tahun 1914, dengan nama Indies Social Democratic Association (dalam bahasa
Belanda: Indische Sociaal Democratische Vereeniging-, ISDV). ISDV pada dasarnya
dibentuk oleh 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, SDAP dan Partai
Sosialis Belanda yang kemudian menjadi SDP komunis, yang berada dalam
kepemimpinan Hindia Belanda.[3] Para anggota Belanda dari ISDV memperkenalkan
ide-ide Marxis untuk mengedukasi orang-orang Indonesia mencari cara untuk
menentang kekuasaan kolonial.
Pada Oktober 1915 ISDV mulai
aktif dalam penerbitan surat kabar berbahasa Belanda, "Het Vrije
Woord" (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars. Pada saat
pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan untuk Indonesia. Pada saat itu,
ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang
yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun, partai ini dengan cepat
berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Tapi berubah ketika Sneevliet
memindahkan markas mereka dari Surabaya ke Semarang dan menarik banyak penduduk
asli dari berbagai elemen seperti agama, nasionalis dan aktivis gerakan lainnya
yang akhir-akhir ini tumbuh di Hindia Belanda sejak tahun 1900. Di bawah
pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di
Belanda, dan yang menjauhkan diri dari ISDV dan menolak untuk bekerja sama
dengan pemerintah karena menolak "berpura-pura" menjadi Dewan
Masyarakat (Volksraad Volksraad (Hindia Belanda). Pada tahun 1917 kelompok
reformis dari ISDV memisahkan diri, dan membentuk partai sendiri dengan nama
Partai Demokrat Sosial Hindia. Pada tahun 1917 ISDV meluncurkan sendiri
publikasi pertama berbahasa Indonesia, Soeara Merdeka.
Di bawah kepemimpinan Sneevliet,
ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti
di Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara
tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda.
Dibentuklah 'Pengawal Merah' dan dalam waktu tiga bulan jumlah mereka telah
mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara dan pelaut itu memberontak
di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu, dan
membentuk sebuah dewan soviet. Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan
soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda,
termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan di kalangan militer Belanda
dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun.
Sementara itu, ISDV membentuk
blok dengan organisasi anti-kolonialis Sarekat Islam. Banyak anggota SI seperti
dari Surabaya, Semaun dan Darsono dari Solo tertarik dengan ide-ide Sneevliet.
Sebagai hasil dari strategi Sneevliet akan "blok dalam", banyak
anggota SI dibujuk untuk mendirikan revolusioneris yang lebih dalam Marxis-didominasi
Sarekat Rakjat.
ISDV terus bekerja secara
klandestin. Meluncurkan publikasi lain, Soeara Rakyat. Setelah kepergian paksa
beberapa kader Belanda, dalam kombinasi dengan pekerjaan di dalam Sarekat
Islam, keanggotaan telah berpindah dari mayoritas Belanda ke mayoritas
Indonesia. Pada tahun 1919 hanya memiliki 25 anggota Belanda, dari total
anggota yang kurang dari 400
sumber : wikipedia
0 Response to "Sejarah Partai Komunis Indonesia (1)"
Post a Comment